Rabu, Januari 21, 2009

RUJAK BEBEK & TOGE GORENG


Dua jenis makanan ini adalah jajanan favorit suamiku. Tak peduli hujan - gerimis - panas - terik, di jalanan - di halaman rumah orang - bahkan di pinggir got sekalipun, tiap ada pedagang dua jenis jajanan itu, pasti akan langsung disamperin dan dibelinya. Dan yang pasti, acara jalan-jalan sering terkorupsi 30 menit sampai 1 jam hanya untuk nungguin si papah melampiaskan dendam kesumatnya, lebih-lebih jika sudah lama tak ketemu dengan yang namanya 'rujak bebek' atau 'tauge goreng' itu, nggak tanggung-tanggung, bisa 2 - 3 porsi sekaligus!

Awalnya kami tak pernah tertarik untuk ikut nimbrung sama si papah, paling-paling kita tunggu di mobil sambil dengerin radio, musik atau ngobrol ngalor-ngidul aja. Tapi lama-lama bete juga nungguin si papah yang nggak balik-balik (karena nambah lagi dan nambah teruss..). Akhirnya satu per-satu anak-anak turun. Niatnya sih pengin ajak si papah cepet2 balik ke mobil dan nerusin perjalanan. Tapi sampai di sana, begitu liat ekspresi papahnya yang lagi makan dengan 'lahap-nya.. e-eh, iseng juga mereka pengin cobain. Sejak itu mereka ikut-ikutan keranjingan, terutama sama si rujak bebek.

Yang pasti, sekarang acara makan rujak bebek jadi lebih ramai. Si papah telah berhasil mewariskan 'kedoyanan' akan rujak bebek pada keempat jagoan kami. Betapa bangganya dia, soalnya selama 14 tahun terakhir aku menjadi istrinya, tak sekalipun dia berhasil menularkan hobby-nya yang satu itu padaku. So what gitu loh...

Jumat, Januari 16, 2009

SEWAKTU SENJA DI PUNCAK PASS


Malam pergantian tahun ini kami lewati di puncak. Kebetulan anak-anak libur semesteran, sementara aku & papahnya masih cuti besar.. klop deh. Dan, gara-gara nggak ada rencana yang matang sebelumnya, kita sempet kerepotan cari penginapan. Luar biasa.. 99% fully booked!!! Si papah hampir aja memutuskan untuk pulang, terus besok paginya kita putar haluan aja ke Bandung. Tapi anak-anak kompak untuk meneruskan perjalanan sembari hunting penginapan sore itu. Meski hujan-hujan dan sedikit macet, suamiku bela-belain nyetir dan naik-turun mobil tiap ada penginapan (tanya-tanya barangkali ada kamar kosong). Padahal biasanya boro-boro dia mau begitu. Sepertinya si papah tak ingin anak-anak kecewa, lebih-lebih bulan lalu kami baru meninggalkan mereka dalam waktu yang cukup lama...

Alhamdulillah, dewi fortuna rupanya masih berpihak pada kami. Senja itu, di puncak tertinggi, akhirnya di Puncak Pass Ressort kami mendapat kamar. Itupun tinggal 1 yang kosong. Anak-anak bersorak. Tanpa dikomando mereka langsung berebutan bawa barang-barang ke kamar. Tujuannya cuma satu: mereka ingin segera bisa main PS dan internet di kamar. MasyaAllah.. aku & papahnya sampai geleng-geleng kepala. Memang apa bedanya sih main PS di rumah sama di puncak pass ya?


Tapi itulah anak-anak. Kadang kita perlu juga sesekali 'cari suasana baru' begini. "Asal jangan berlebihan aja", demikian selalu suamiku menasehatiku. Selamat Tahun Baru 1430 H / 2009 M.